Rabu, 17 Juli 2019

Ngumboro sukmo

70 LANGKAH YANG WAJIB DIPERHATIKAN SAAT MELAKUKAN MEDITASI *KESAH*
1.Di antara silih berganti siang & malam, tersimpan rahasia tentang istirahat. Tentang perjalanan diri merasuki diri sendiri.(BUROG....mlebu nang rogone)
2.Mengolah diri mengenal diri sendiri. Diri sbg Poros & semesta sbg Pusaran. Diri sbg Makro Kosmos & semesta sbg Mikro Kosmos
3.Diri sbg Jagat Agung & semesta sbg Jagat Alit. Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu. Diri sbg Khalifah. 4.Maka dimulai dari mengenal 8 Baju Kebesaran Diri, yaitu "ruang, waktu, rupa, warna, aroma, gerak, diam, dan batas."
5.Delapan penjuru Ruang: timur, tenggara, selatan, timur laut, barat, barat laut, utara, barat daya.
6.Delapan penjuru Waktu: Isya, Tahajud, Fajar, Subuh, Dhuha, Dhuhur, Ashar, Maghrib.
7.Delapan penjuru Rupa: bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, laki-laki, perempuan, wandu (bukan laki bukan perempuan).
8.Delapan penjuru Aroma: wangi, asem/kecut, apek, tengik, bacin, sengak, bedak/nyegrak, lengur. (cari sendiri terjemahannya)
9.Delapan penjuru Warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, dan putih. Hitam bukan Warna,Hitam disebut GELAP.
10.Delapan penjuru Gerak: berdiri, rukuk/bungkuk, sujud, duduk, mlumah/berbaring terlentang, tengkurap, jalan, berpaling/noleh.
11.Delapan penjuru Diam: membisu, memejam/membuta, menuli, megeng/nahan nafas, nahan kencing, nahan berak, mematung, njingkrung
12.Delapan penjuru Batas: atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang, dalam, luar. 13.Mengenal Baju Kebesaran Diri tanpa mengenal Diri sendiri adalah konyol. 14.Diri sendiri terdiri atas Tujuh Anasir Tampak dan Tujuh Anasir Tidak Tampak. (bumi pitu langit pitu)
15. Tujuh Anasir Tampak yg pertama adalah bulu, kulit, daging, tulang, sumsum, urat, darah.
16.a. Tujuh Anasir Tampak yg kedua adalah Nyawa, Jiwa, Sukma, Ruh, Hati, Badan Wadag/Raga, dan Bayangan.
16.b. Dikategorikan sbg Tampak karena pada tahap tertentu dalam ketujuhnya menampakkan diri.
17.a. Tujuh Anasir Tidak Tampak (salah satunya) adalah Ahadiyah, Wahdah, Wahidiyah, Arwah, Ajsam, Mitsal, Insan Kamil.
17.b. Dalam kesufian ketujuhnya dikenal juga sbg Martabat Penciptaan. Dalam ketujuhnya adalah Sangkan Paran, pintu menuju Pulang
18. Dalam Islam, Tujuh Anasir itu dirawat dg Tujuh Titik Wudhu: telapak tangan, mulut, hidung, muka, lengan, telinga, kaki. 19. Dalam Islam, Tujuh Anasir itu dirawat juga dg berserah Tujuh Titik Sujud: 1 kening, 2 tapak tangan, 2 lutut, 2 ujung kaki.
20. Setelah itu, barulah memulai Ragawi dalam Tujuh Tahap: Lapang/Leluasa » Tenang » Hening » Kosong » Hampa » Fana » Tiada.
21. sebaiknya dimulai dari tahap Lapang/Leluasa. Pilih waktu lapang & ruang leluasa. Pada level tertentu, bisa dalam sempit
22. Kendurkan baju sakral agar keringat tak ganggu kenyamanan belajar
23. Pilih kain bawahan celana panjang longgar.Meski dlm hal ini bukan ritual agama, menutup aurat adalah prasyarat utama.
24. Kendurkan ikatan kain mori agar tubuh leluasa mengambil sikap.
25. Tidak disarankan di sudut ruang, depan/belakang pintu, bawah pilar/penyangga horisontal rumah, dapur, kamar mandi/kakus, sumur
26. Disarankan melepas arloji, cincin, kalung, anting, dan aksesori lain yg dikhawatirkan ganggu kelancaran peredaran darah.
27. Setelah prasyarat Lapang/Leluasa terpenuhi, tentukan Waktu Mulai tapi jangan atur Waktu Selesai Biarkan ngalir apa adanya.
28. Sebaik baiknya dimulai dg tubuh telah bersuci. Sudah cebok setelah "pup" & "pee", mandi setelah senggama, wudhu karena batal/najis.
29. Dari banyak posisi baik mulai belajar dari posisi duduk bersila. Leher & punggung tegak, kepala hadap depan, tangan rileks.
30. Taruh pangkal pergelangan tangan di sudut lutut agar posisi ini terkunci. Dari empat sisi, tubuh membentuk segitiga/piramida.
31. Saat bersila, disarankan memilih posisi betis yg tidak saling tindih. Selipkan betis kiri di antara paha dan betis kanan.
32. Telapak kaki lurus segaris betis, tak dibiarkan membelokkan garis itu. Jangan sampai betis & telapak kaki membentuk letter L.
 33. Tak perlu menanti pikiran kosong utk memulai Masuki tahap Tenang. Pikirkan hal2 itu secara tenang. Pilah2lah secara tenang.
34. Jika sudah cukup tenang, mulailah pikirkan mengapa & bagaimana pikiranmu memikirkan pikiran itu. Pikirkan pikiranmu.
35. Pikiran menjadi tunggal: memikirkan pikiran. Memusat pada diri sendiri. Bukan lagi pada obyek obyek pikiran & hal hal di luar itu.
36.Pandanglah ujung batang hidung. Dlm Jawa, disebut Pucuking Gunung Tursina. Dlm mitologi Musa, disebut Puncak Sinai.
37. Tatapan mata ke ujung batang hidung lambat-laun diikuti gerakan menutup mata secara alami & tenang. Tutuplah sempurna. 38. Gerakan menutup mata yg sempurna menyebabkan bola mata sempat menjuling ke tengah. Seolah terkumpul di antara dua alis.
39. Dlm level tertentu, setelah cukup belajar gerakan mata menjuling ke tengah bisa sampai membalikkan mata. Langsung "hilang".
40. Kelopak bisa menutup mata, tapi daun teli
40. Kelopak bisa menutup mata, tapi daun telinga tak bisa menyumbat pendengaran.
Telinga mulai memilih yg akan didengarkan.
41. Bedakan antara terdengar, mendengar, dan mendengarkan. Mulailah memasuki tahap Hening dg menghapus suara suara yg terdengar.
42. Kesah adalah membangun kesadaran dg membangunkan kesadaran.
Banyak sekali hal tak berguna yg terdengar sambil-lalu.
Hapus dlm Hening
43. a. Mendengar adalah to hear it as it is.
Nyaris sambil-lalu.
Mendengarkan adalah to listen it with passion & curiousity. Aktif.
43. b. Pelan pelan berhenti Mendengar & mulai Mendengarkan dg memilih suara/bunyi utk didengarkan: detak jam, degup jantung, napas.
44. Mendengarkan napas adalah bagian terakhir sebelum mengosongkan diri dan sirna dalam kebisingan sunyi.
45. Bunyi detak jantung yg teratur adalah yg termudah utk diikuti & menghanyutkan suasana hingga khusyu. Sampai sampai bunyi lain lenyap.
46. a Setelah mampu mengheningkan diri dg mendengarkan detak jantung mulailah ikuti degup jantung yg lbh cepat. Menenggelamkan.
46. b. Belajar mendengarkan/merasakan degup jantung bisa dilakukan di luar dg memegang kuat2 urat nadi di pergelangan tangan.
47. Peralihan dari mendengarkan detak jantung ke mendengarkan degup jantung sebaiknya selembut mungkin. Tak perlu buru buru. Nikmati.
48. Saat mendengarkan degup jantung, temukan celah antara bunyi "lup"(bahasa medis systole)"duk"(dyastole) dg bunyi "lup-duk" berikutnya, lalu teroboslah. Masuk celah.
49. Jika keheningan diri bisa menerobos celah antara dua degup jantung, perjalanan menuju Diri baru saja dimulai. Selamat datang dialam Sunya luri.
50. a. Begitu Diri memasuki celah antara dua degup jantung, mata batin akan terbuka & merasakan keindahan "melihat" garis ragawi.
50. b. Garis ragawi berupa garis di bagian terluar badan yg membentuk sekujur tubuh.
Mirip selubung.
Selaput atmosfir.
Nyala merah.
Memancarkan sinar CAKRA.
50. c. Pengalaman pertama "melihat" garis ragawi ini menghanyutkan.
Boleh berlama lama. Tak usah buru buru. Take your time seing your self
51.a. Tahap Hening naik ke tahap Kosong setelah dg sendirinya mata batin terbimbing mengarahkan "penglihatan" ke ubun ubun.
Ketajaman indera pengelihatan mulai terbentuk.
51.b.Sesepuh menyebut ubun ubun sbg "Tanajul Torkeh", "Tetenger" atau "Nukat Ghaib".
Istilah tidak penting.
Fokus tahap tahap saja
52. Ada garis yg sgt berbahaya.
Di depan: ubun ubun -» telak/ajal -» ulu hati. Di belakang: ubun ubun-» tulang ekor -» pangkal pantat.
53. Setelah perhatian terpusat di ubun-ubun, tariklah napas panjang sambil rasakan energi dari pangkal tulang ekor merambat naik.
54a. Embuskan napas, lalu mulailah melepaskan pendengaranmu dari degup jantung. Kini dengarkanlah pendengaranmu sendiri.
54b. Mendengarkan intisari bunyi dg frekuensi tertinggi.
Sampai menusuk. Memenuhi kepala.
55. Lanjutkan nikmati keheningan dalam kebisingan itu dalam Atma/mutiara otak/inside of mind.
Tidak lagi dg pendengaran.
56. Atma berada di tengah bagian dalam kepala.
Tersambung ubun-ubun di atas, telak di bawah, kening di depan, githok di belakang.
57a. Tersambung tapi belum menyambung jika olah napas belum dimulai.
Keempatnya disambungkan dg Napas, Anpas, Tanapas, Nupus.
57b. Napas = tarikan oksigen,
Anpas = menahan tarikan oksigen, Tanapas = pengolahan oksigen,
Nupus = pembuangan karbondioksida.
57c. Perlu latihan di luar /alam bebas
utk melancarkan Napas, Anpas, Tanapas, Nupus ini.
Sebab, keempat tahap ini memiliki 4 jalan sendiri.
57d. Napas = tarik udara dg lubang hidung kiri, Anpas = masukkan udara pada paru paru kiri,
Tanapas = pindahkan udara ke paru kanan,
Nupus = buang udara lewat lubang hidung kanan.
57e. Lakukan tahap demi tahap dg isyarat hati.
Membatin, sebelum betul betul merasakannya karena terlatih.
akan bisa karena terbiasa.
58. Bila Anda kesulitan mempraktekkan Napas, Anpas, Tanapas, Nupus, cukuplah dg Napas-Nupus: Tarik-Embuskan. Bernapas teratur.
59. Tarik Napas sampai tuntas. Terasa sampai ke pangkal hidung.
Megeng atau tahanlah59. Tarik Napas sampai tuntas. Terasa sampai ke pangkal hidung.
Megeng atau tahanlah sebentar.
Lalu, embuskan sampai penghabisan.
60a. Ketika menarik Napas, dzikirkan "Huuu...". Saat mengembuskan Nupus, dzikirkan "Allaaah..." Nikmati ritme berkesinambungan.
60b. Bolehkah mendaraskan kata lain selain "Hu-Allah" dalam Napas-Nupus Silakan sesuai kebijakan & kenikmatan Anda.
60c. Ada aneka dzikir di tiap tahap Yg paling cepat ritme-nya adalah dzikir degup jantung. Cuma, saya tak tertarik men-tweet-kan.
61a. Jika Anda mempraktekkan Napas-Anpas, Tanapas-Nupus, dzikirkan: "Allah-Huu...Allam."
61b. Dzikir tadi dikutip dari: "Ya man Huwa, Huwa yaa man. Laa Huwa, Illaa Huwa..." "Wahai Dia, ya Dia. Tiadalah Dia, selain Dia".
61c.Yang merupakan dzikir Nabi Khidr, hamba Allah terkasih, yg menjadi Penghubung bagi Kekasih Allah yg Terpilih MenjumpaNya.
62. Sampai di tahap ini, tak terdengar-mendengar-mendengarkan lagi suara suara yang lain: detak jantung, degup jantung, bising-hening, dsb.
63. Yg ada hanya "Allah....Huu..." dan "Allam" memenuhi sekujur jiwa-raga.
Diri tenggelam di dalamnya.
Larut bersamanya. Lenyap. Melebur.
64. Yen gangsing Napas -» Anpas -» Tanapas -» Nupus muter seser, Pusaran Diri berputar memusat Poros.
Hilang ruang, hilang waktu.
65a. 5 titik Pusaran: degup jantung (dari "duk" ke "duk") bising-hening (masuk "nging" keluar "nging"), ubun2 (rotasi garis tubuh)
65b.Napas-Anpas-Tanapas-Nupus (Laa-Huu-Illaa-Huu), dan pusaran kelima yg akan tampak oleh mata batin yg tercerahkan dalam Hyang Sukma
66. Bila telah ditampakkan bagimu Pusaran yg kelima itu, tunggu hingga Poros-nya menampakkan diri. Berdoalah sebelum memasukinya. RAGA SUKMA
67. Di titik Poros itu, tampak sesosok Diri yg terlihat kecil.
Pandang figur itu dg mata batin: wujudnya menyerupai Diri Sendiri.
GURU SEJATI
68. Tataplah kedua matanya. Saling pandang. Sawang-sinawang. Melihat-Dilihat. Pada level tertentu, ini dilakukan dg mata terbuka.
69. Hati-hati. Hati-hati. Hati-hati. ELING!
70. Saat saling tatap, matamu akan otomatis geser pandang ke telinga kirinya. LEPASKAN DIRI, MASUKILAH DIDIMENSI LAIN. Selamat datang di alam MAYA
Ga usah takut memulai Silakan berlatih. Gak ada itu nyasar-nyasar...
Hentakkan dzikir "ALLAH"/ingat pada Tuhan Yang Maha Esa pasti Anda langsung kembali ke raga.
“Tafakkur sa’atin khayrun min ‘ibaadati saba’in sanatin” tafakur satu jam lebih baik dari 70thn ibadah sunnah.
KESAH MANEMBAH.
Salam SETIA HATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gerbo bumi

Garbo bumi amat karat ratu buyut kebuyuten ratu tuo seng nguasai bumi jawi lan bumi .... kang tut no tingkah laku ku karat solollahualaihiwa...