Rabu, 29 Mei 2019

Sejarah PSHT

Berbagi tulisan Cuplikan Sejarah PSHT.

Yg dapat dipelajari dari tulisan ini antara lain :

1. TK 3 di PSHT tidak hanya 1 orang.

2. Ketua Umum pernah domisili di luar Madiun.

3. Kepengurusan dijalankan oleh generasi muda dan pinisepuh sebagai pembimbing.

4. Masing2 pengurus tidak pernah melakukan perebutan kekuasaan terhadap pengurus yg sudah dipilih dalam musyawarah.

*Sejarah Berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate Beserta Pengembangannya.*

Pada sekitar Th.1951 sesudah berakhirnya Agresi Militer Tentara Belanda di Bumi Pertiwi Indonesia tercinta ini, dengan suasana Negara dan Pemerintahan yang mulai terasa aman dan penuh kedamaian, maka munculah kembali kerinduan dan keinginan saudara saudara tua SH PSC untuk kembali Aktif menggerakkan Roda Roda Organisasi Persaudaraan yang sudah terbengkelai sekian lama.

Dengan diprakarsai Alm. Bpk.Santoso Kartoatmodjo dan Bpk.Soetomo Mangkoedjojo (Alm), maka berkumpulah para tua-tua SH PSC yang ada dikota Madiun dan sekitarnya. Musyawarah Tua Tua Warga Persaudaraan SH PSC Th.1951 di kota Madiun saat itu Menelorkan Keputusan :

1. Menggantikan Nama Persaudaraan Setia Hati Pemuda Sport Club yang berbau bahasa asing dengan aklamasi disetujui diganti dengan nama baru ‘PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE’, yang terasa lebih luwes dan penuh arti.

2. Mengesyahkan Kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Alm. Bpk.Soetomo Mangkoedjojo dan Alm.Bpk.Santoso Kartoatmodjo sebagai Ketua ketua-nya, dan didalam ‘kenyataan sejarah’ beliau berdua bergantian s/d Th 1966 sebagai Pimpinan Organisasi Persaudaraan SH Terate Pusat.

Persaudaraan Setia Hati Terate dibawah kepemimpinan Almarhum Bpk.Soetomo Mangkoedjojo dan Alm.Bpk..Santoso Kartoatmodjo maju pesat kedaerah diluar Madiun melebihi saat kepengurusan SH PSC masa lalu. Para Saudara Warga SH PSC hampir seluruhnya sudah bergabung kedalam Persaudaraan Setia Hati Terate dan

Bersama sama memajukan Persaudaraan Setia Hati Terate dan kelihatan sangat maju dan menonjol di masyarakat.

Periode Kepengurusan Th.1951 s/d Th 1955 Bpk.Soetomo Mangkoedjojo menjabat sebagai Ketua SH Terate Pusat yang pertama berkedudukan di Kota Madiun, dengan Susunan Kepengurusan SH Terate Pusat Madiun yang tercatat :

Ketua Umum : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo
Sekretaris : Bpk. R.Soemadji
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono
Dewan Pelatih : Bpk. Santoso Kartoatmodjo (KETUA)
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramudjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Tugas yang diemban Kepengurusan SH Terate Pusat yang tercatat:

1. Konsolidasi dengan Seluruh Cabang-Cabang SH Terate di kota Madiun dan kota kota diluar Madiun.

2. Membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SH Terate.

3. Mengadakan Peninjauan dan Pelatihan Warga Cabang Madiun dan kota diluar Madiun, dengan tercatat keaktifan Pengurus maupun Pelatih Pusat datang ke Solo, Semarang, Jogyakarta, Ngawi, Mojokerto, Surabaya, Malang, Ponorogo dan lain kota yang ada cabang SH Terate.

4. Mengaktifkan ‘Penarikan Iuran Bulanan’ warga di cabang-cabang SH Terate, maupun sumbangan / sokongan ke Pusat di Madiun guna menggerakkan Roda Organisasi Persaudaraan SH Terate.

5. Mengadakan Acara Tahunan Persaudaraan SH Terate Pusat, antara lain ‘Pengetan Syuran’ yang dijatuhkan pada bulan Asyura dengan sekaligus Pengesyahan Warga SH Terate yang menjadi sarana temu kangen warga cabang dengan pusat di Madiun. Dan juga acara Halal Bi Halal yang diadakan setiap tahun di Madiun.

Pada Th.1952 Persaudaraan SH Terate Pusat mengadakan ‘Konggresnya Yang Pertama’ dengan di hadiri Seluruh Pengurus Pusat yang ada dikota Madiun plus Bpk. Mochamad Irsad yang ada dikota Semarang, ditambah tamu-tamu yang diundang adalah Bpk. Hardjo Mardjoet dari Pilangbango Madiun, Bpk. Soemo Soedardjo dari Porong Malang, Bpk. Djendro Dharsono dari Surabaya, Bpk. Salyo Harso Oetomo dari Pati, Bpk. Moertadji Widjaja dari Solo.

Pada Pertengahan Th. 1952 Bpk. Hadjar Hardjo Oetomo Pendiri Persaudaraan Setia Hati ‘Pemuda Sport Club’ Pilangbango ‘Meninggal Dunia’ karena sakit tua yang diderita beliau sekian lama, dan dimakamkan di Makam Desa Pilangbango.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah Seorang Pejuang Kemerdekaan Negara kita dan mendapatkan Penghargaan Piagam Pengakuan Pemerintah Republik Indonesia sebagai ‘Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia ‘.

Beliau memang tidak pernah mendirikan ‘Persaudaraan Setia Hati Terate’ tetapi kelihatannya beliau ‘memberikan restu dan mengestoni’ pendirian SH Terate yang merupakan ‘Lanjutan dan Penggantian’ SH Pemuda Sport Club (PSC) dengan bukti Putra pertama beliau yang bernama Bpk. Harsono merupakan ‘Salah Satu Pendiri’ dan Pengurus Pusat Persaudaraan SH Terate dan ikut aktif menjadi ‘Pengurus Dewan Pusat’ sampai belasan tahun tugas kerja.

Ibu Harsining adalah Putri kedua Bpk. Hardjo Oetomo, yang sudah mendahului beliau wafat beberapa tahun sebelumnya. Ibu Harsining bersuamikan Bpk. Goenawan Pamoedji yang sampai buku ini ditulis masih ‘sugeng’ dan bertempat tinggal di Ponorogo dan menjadi sesepuh SH Terate Ponorogo.

Ibu Hardjo Oetomo sepeninggal Ki Hadjar Hardjo Oetomo, sebelum meninggal dunia berkumpul menjadi satu dengan Bpk.Harsono bertempat di Gubeng Surabaya.
Pada akhir Th 1954 Bpk. Soetomo Mangkoedjojo sering meninggalkan kota Madiun ke Surabaya karena panggilan tugas kerja di Bank Rakyat Indonesia.
Sebagai Ketua Umum SH Terate Pusat, beliau terpaksa menghandel tugas Organisasi Persaudaraan dari Kota Surabaya dengan setiap ada acara penting beliau harus bolak balik Surabaya~Madiun.

Pada Th 1955 diadakan Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate dengan susunan Pengurus Pusat Periode Th.1955 s/d Th.1961 sebagai berikut :

Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo
Sekretaris : Bpk. R Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono

Dewan Pelatih beserta Pengurus Pusat SH Terate diwajibkan datang menghadiri Rapat Kepengurusan Pusat, Acara Tahunan Persaudaraan yang berupa Acara Syuran ataupun Halal Bi Halal dan lain-lain acara yang dianggap penting, dengan mendapatkan penggantian Uang Transport (P-P) dari tempat asal.
Seperti halnya yang sering terjadi dengan Bpk. Soetomo Mangkoedjojo yang sering mendapat tugas kerja di Surabaya dan Bpk. Mochamad Irsad yang bertempat tinggal di Semarang.

Pada Periode Kepengurusan SH Terate Pusat Th.1955 s/d Th. 1961, hal-hal besar yang telah dilaksanakan Pengurus Pusat adalah :

1. Pada pertengahan bulan Juli Th.1955 melaksanakan ‘Pemugaran Makam’ Almarhum Bpk. Hardjo Oetomo dengan membelikan Kijing Baru dimakam Desa Pilangbango Madiun, mengadakan ‘Selamatan Nyewu’ dan memberikan Tanda Bakti dan Tali Asih kepada Ibu Hardjo Oetomo berupa Seperangkat Pakaian lengkap. Dan semua pembeayaan disokong oleh seluruh Cabang SH Terate dan Para Donator Pengurus Pusat.

2. Di akhir bulan Agustus Th.1955 mengadakan ‘Pengetan Syuran Th.1955’ dan pengesyahan warga baru, dan acara tersebut selalu tiap tahun dilaksanakan.

3. Ikut berbela sungkawa dengan mengirimkan Karangan Bunga, menunjukkan diri sebagai sahabat pada waktu meninggalnya Bpk. Wongsodikromo, Sawahan Gg.Tembus Winongo pada tanggal 13 Pebruari Th.1956 yang merupakan sesepuh dari SH Winongo.
4. Tanggal 23 Desember 1956 mengadakan ‘Pertemuan Pelatih’ dengan memanggil wakil-wakil pelatih cabang dikumpulkan dipusat Madiun dan acara dipimpin langsung oleh Dewan Pelatih SH Terate Pusat.

Di awal Th 1961 kembali digelar Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate untuk periode tugas Th.1961 s/d Th.1966, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :

Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo ( tetap )
Sekretaris : Bpk. Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk. Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk. Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Harsono
Bpk. Badini
Bpk. Daroesalam
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Oetomo Moeljoprodjo
Bpk. RM.Imam Koes Soepangat **

** Th.1963 Bpk.RM Imam Koes Soepangat adalah ‘Golongan Muda’ yang mulai masuk ‘jajaran pengurus pusat’ menggantikan salah seorang dari Pengurus Pusat..

Pada Periode Kepengurusan Pusat SH Terate Th.1961 s/d 1966, Pekerjaan besar yang telah dilaksanakan adalah :

1. Pertengahan Bulan Juni 1962 menyelenggarakan ‘Peringatan Syuran -62’ di Pusat Madiun dengan Ketua Panitya Bpk.Soetomo Mangkoedjojo.

2. Tanggal 29 September 1962 SH Terate Pusat mengundang Seluruh Pimpinan Cabang SH Terate, mengadakan Musyawarah Kerja SH Terate di Madiun.

3. Tanggal 27 April 1963 mengadakan Pertemuan Pelatih Pusat dengan Para Pelatih Cabang SH Terate dengan acara ‘Penyamaan Jurus SH Terate’.

4. Tanggal 14 Juni 1963 mengadakan ‘Peringatan Syuran-63’ diselenggarakan secara gabungan antara Pusat dengan Cabang SH Terate Madiun.

Sesudah Th.1964 Pusat Setia Hati Terate terjadi lagi ‘ ke-vaccum-an kepengurusan’ dengan banyaknya para pengurusnya yang tidak bisa aktif, bahkan banyak yang terpaksa harus mengundurkan diri karena alasan ‘pengaruh politik’ yang baru memanas waktu itu ( biarpun didalam persaudaraan sudah di ikrarkan dengan bulat bahwa persaudaraan yang kekal dan abadi adalah yang utama dengan tidak membeda-bedakan dan mempersoalkan agama, ras keturunan dan politik yang di anut masing-masing warganya ).

Th. 1965 s/d 1966 adalah ‘Turunnya Awan Kelabu’ menggelayuti Pusat dan Cabang-cabang Persaudaraan Setia Hati Terate dengan beberapa warga sepuh yang sangat banyak sekali jasanya terhadap SH Terate terpaksa tidak dapat aktif kembali Sebagai Pengurus Pusat maupun Pengurus Cabang bahkan beberapa dari pinisepuh tersebut ditahan oleh pemerintah yang berwenang , hilang ataupun ‘meninggal dunia’ karena ‘dianggap’ tersangkut dengan partai terlarang waktu itu ( Semoga Arwah Beliau mendapatkan tempat yang lapang disisi Allah YME dan diberi ketabahan Iman kepada Istri dan Putra – Putri beliau yang ditinggalkan – Amiin ).

Awal Th.1966 Dengan sudah berakhirnya Kepengurusan lama, ditambah dengan hilang / tidak bisa aktifnya beberapa Pengurus Pusat Inti, maka Kepengurusan SH Terate Pusat dipercayakan kembali dari Bpk.Santoso Kartoatmodjo kepada Bpk. Soetomo Mangkoedjojo sebagai Ketua Pusat dan dibantu Bpk.RM Imam Koes Soepangat dan beberapa Warga Sepuh sebagai Pengurus Dewan Pusat.
Didalam Kepengurusan baru ini dapat dilihat, Pengurus Pusat SH Terate sudah mulai berdampingan antara ‘Golongan Warga Sepuh dengan Golongan Warga Muda’.

Bpk.RM Koes Soepangat yang kebetulan ‘tokoh pemuda’ di kota Madiun, adalah putra kemenakan dari Bpk.RM Koesnindar (Alm) Bupati Madiun saat itu yang sangat dekat hubungannya dengan Bpk.Hassan Djojoadisoewarno tokoh sepuh dari SH PSC dan pada jaman Bpk. R. Soewarno masih ‘jadi jagonya’ Setia Hati bertanding di Arena Pasar Malam Madiun, Selalu Bpk. RM Koesnindar jadi Pengagum dan ‘Botoh’ beliau.

Menjadi kenyataan setelah Kepengurusan Organisasi dipegang Para Warga Muda dan Para Sesepuh ‘mengesuh dan mengawal’ dari belakang terjadi pengembangan yang luar biasa hebatnya, dimana Persaudaraan Setia Hati Terate sangat dikenal dimasyarakat sampai sekarang dan warganya tersebar diseluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri.

Kalau di urut kebelakang, seluruh Pengurus dan Pinatua yang berada didalam Kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate di Pusat Madiun maupun yang didaerah daerah pada masa awal kebangkitan, semuanya kalau tidak Warga Ex Setia Hati PSC Pilangbango ya murid murid beliau beliau, memang tidak ada lain. Sehingga kalau dikatakan dengan bahasa kebenaran Ilmu Setia Hati warga SH Terate ‘ satu jalur lurus’ dengan Ilmu Setia Hati PSC Pilangbango dengan kenyataan mereka terdiri antara guru dan murid.

Bpk.Hardjo Mardjoet mempunyai murid antara lain :
1) Bpk. Badini : Salah satu Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate dan menjabat sebagai Ketua-II Dewan Pusat sebelum beliau wafat.
2) Bpk. Salyo Harso Oetomo : Pernah memimpin Setia Hati PSC di Kota Pati dan menjadi Sesepuh SH Terate di kota Jogyakarta dengan siswa siswa antara lain :
• Ir.Djoko Koencoro
• Ir.Soekamto
• Drs.H Moh.Ngemron M.Psi ( bergabung ke PSH )
3) Bpk.Pamudji (Comm Laut Pnw) : Menjadi sesepuh SH Terate Jakarta.
Bpk. Mochamad Irsad mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.RM.Imam Koes Soepangat : Almarhum adalah orang yang sangat besar jasanya dalam menjaga ‘tetap exis-nya’ SH Terate dan menjadi Ketua Dewan Pusat SH Terate sampai beliau wafat. Siswa beliau antara lain:
• Bpk. Drs H. Tarmadji Budi Harsono yang sudah dibimbing oleh beliau s/d Tk-III (3e Trap),
• Bpk. Ir. Sakti Tamat
• Bpk. Ir. Wiyono.
2) Bpk.Koeswanto : Beliau yang diserahi tugas melatih Bp. Koes Siswa Bp. Mochamad Irsad di Madiun.
3) Bpk.Widharto : Almarhum adalah Sesepuh SH Terate Jakarta dan Bandung.

Bpk.Wongso Soedarmo : Beliau adalah siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo sewaktu sama-sama ditahan dipenjara Cipinang Jatinegara. Mempunyai murid antara lain :

1) Bpk.Djendro Dharsono : Pernah memimpin Setia Hati ‘PSC’ Cabang Solo dan menjadi Sesepuh SH Terate Surabaya dengan salah satu Siswanya adalah:
• Bp. Darmo Sanjata, Sesepuh SH Terate Malang.

2) Bpk.Moertadji Widjaja : Memimpin Setia Hati ‘PSC’ Solo menggantikan Bp.Dharsono dan menjadi Sesepuh Setia Hati Terate Solo dengan Siswanya adalah:
• Bp.Slamet Riyadi, penyusun dan penulis buku ini.

3) Bpk. Padmo Siswojo : Pernah memimpin SH ‘PSC’ Solo bersama Bp.Moertadji W dan Sesepuh SH Terate Solo

Bpk. Santoso Kartoatmodjo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk. Soewignyo Dibyo Mertono : yang juga sudah diwarisi Ilmu Seti Hati beliau sampai dengan 3eTrap (Deerde Trap) dan siswa Bpk.Wignyo yang kita kenal adalah
• Bp.Prof DR.Noegroho
• Bp. Soeharli
• Bp.DR.Edi Leksono.

Bpk. Soetomo Mangkoedjoyo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk.Bambang Tunggul Wulung (Alm)
2) Bpk. Bambang Gunung Susetyaning Prang (Alm)
Dimana beliau berdua menjadi pelatih dan Sesepuh Warga SH Terate dibanyak kota.
Bpk.Hassan Djojoadisoewarno : Beliau berdua dengan Alm Bp.Njono Wardojo
kakak beradik, adalah siswa siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang menjadi Saksi Sejarah dan Nara Sumber dari penulisan naskah ini. Siswa yang sudah dibimbing oleh beliau sampai dengan 3e Trap (DeerdeTrap) adalah:
1) Bp.Ir Djoko Koencoro
2) Bp.Drs. H. Moh.Ngemron, M.Psi
3) Bp.Slamet Riyadi ‘ penulis naskah ini ‘.

Dan masih banyak lagi ‘Para Pendiri Awal’ Setia Hati PSC beserta putra putri beliau berikut seluruh siswa-siswanya yang tersebar diseluruh Nusantara ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu ( penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kurangnya bahan masukan ).

Hampir semua Pinisepuh-pinisepuh kita dari Setia Hati PSC Pilangbango yang kenyataannya pada era Kepengurusan Setia Hati Terate menjadi Sesepuh dan Pelatih karena kenyataannya memang ‘satu garis lurus’ dalam ilmu setia hati yang diterima dan diwariskan. Beliau sekarang sudah meninggalkan kita semua, namun tetap kita harapkan terhubungnya tali komunikasi dari putra putri beliau ataupun siswa siswa beliau yang sekarang ini masih meneruskan cita cita luhur mengembangkan Ilmu Setia Hati, sehingga tali ikatan persaudaraan ini bisa tetap kita pelihara bersama.

Sumber Ajaran Pencak Silat yang diterima Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari gurunya Ki Ngabehi Soerodiwiryo adalah himpunan jurus jurus pencak silat yang disarikan dari berbagai perguruan dan diujudkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) jurus pokok dengan jurus no.29 sengaja tidak diajarkan, tentang mengapa jurus 29 tidak diajarkan kepada muridnya dapat dibaca dan dipahami pada‘buku riwayat pencipta persaudaraan setia hati’

Pada jaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjalani masa tahanan 6 th di Rumah Penjara Cipinang Jatinegara Jakarta, beliau menciptakan jurus pencak silat ‘permainan bawah’ yang di sarikan dari 36 jurus ‘permainan atas’ tanpa meninggalkan pakem jurus aslinya.
Jurus ‘permainan bawah’ ini diajarkan kepada siswa nya untuk ‘2e Trap’ ( tweede trap ) dari ‘Setia Hati PSC’ sebanyak 24 jurus plus 1 jurus kunci.

Untuk ajaran pencak silat di ‘3e Trap’ ( deerde trap ), beliau juga mensarikan 36 jurus tingkat – 1 diambil intinya menjadi 1 (satu) jurus saja yang diajarkan kepada siswa ‘ 3e trap ‘ selain menerima ‘ajaran kebatinan’ 3e trap.

Demikianlah uraian singkat dalam penulisan kami yang sebenarnya penulis ini hanya merupakan ‘talang atur’ dari para sepuh persaudaraan setia hati PSC pilangbango yang bercerita tentang ‘Sejarah yang hampir dilupakan mengenai adanya Persaudaraan SH Pemuda Sport Club Pilangbango dan Riwayat Pengembangannya’.

Semoga arwah para pinisepuh yang telah mendahului kita, diterima Allah Yang Maha Esa dan diberikan tempat yang layak disisi Nya.

Amin Ya Robbilalamin.

Sekilas Riwayat Hidup Penulis :

Nama : Slamet Riyadi
Tempat/Tanggal Lahir : Solo ; 24 Agustus 1948
Alamat Terakhir : Jl. Singkep 27 Kel. Gunung Simping Cilacap.
Pekerjaan : Pensiunan Pertamina UP.IV Cilacap.

Penulis adalah Warga SH Terate Surakarta murid dari Alm Bpk.Moertadji Widjaja, di Syah kan Warga Tk-I Th.1967 di Madiun Se-Angkatan dengan Alm. Bpk. Darmoyo Madiun, Bpk. Pranowo Ngawi, Bpk..Abdul Rahman Jakarta dan Bpk. Moch. Ngemron Yogyakarta.

Th.1968 s/d Th.1973 menjabat sebagai Ketua Cabang SH Terate Surakarta, dan Selama Periode Tugas sebagai Ketua Cabang Surakarta, menjadi Pelatih Cabang Solo berkerja sama dengan Ibu Tinuk Astuti dan Bpk.Drs.Setiawan.
Juga ‘Ikut membidani’ lahir dan berdirinya SH Terate Cabang Sragen, Cabang Sukoharjo dan Cabang Wonogiri.

Th.1973 mendirikan SH Terate Cabang Cilacap dan menjadi Ketua Cabang SH Terate Cilacap s/d Th.1978.

Th.1974 Di Syah kan Pendekar Tk-II ( Tweede Trap ) Setia Hati di Kota Solo bersama-sama Bpk. Moch. Ngemron dari Yogyakarta dan Bpk. Imam Soeyitno (Alm) dari Jakarta, Oleh Bpk. Hassan Djojoadhisoewarno Sesepuh SH PSC didampingi Bpk. Salyo Harso Utomo Sesepuh Yogyakarta dan Bpk. Murtadji Widjaya Sesepuh dari Kota Solo.

Th.1978 s/d Th.2003 Menjabat sebagai Ketua Umum IPSI Cabang Kabupaten Cilacap, merangkap menjadi Pengurus IPSI Pengda Jawa Tengah Th.1980 s/d Th. 1984 sebagai Ketua Pembinaan IPSI Se-Ex Karesidenan Banyumas ( Purwokerto, Purbalingga, Cilacap dan Banjarnegara ).

Th. 1988 Di Syahkan Pendekar Tk.III ( Deerde Trap ) Setia Hati di Kota Cilacap Oleh Bpk. Hassan Djojoadhisoewarno Sesepuh Setia Hati PSC dengan didampingi Sesepuh Setia Hati Organisasi (SHO) Bpk. Mashadi Sastrohadipranoto dan Bpk. Moertadji Widjaya dari SH Terate Solo.

Selasa, 28 Mei 2019

Rajah kolo cokro

Makna Kata Dalam Mantra Sang Kolo CokroYA MAROJA JAROMA YA
YA MARANI NIRAMA YA
YA SILAPA PALASI YA
YA MIRODA DAROMI YA
YA MIDOSA SADOMI YA
YA DAYUDA DAYUDA YA
YA CIYACA CAYACI YA
YA SIHAMA MAHASI YA
NGOTOBOGOMO – NYOYOJODOPO – LOWOSOTODO – KOROCONOHO
Inilah arti Kalimat Di Atas Yang Berasal dari bahasa sansekerta dari berbagai sumber:
-YA MAROJA JAROMA YA
siapa yang menyerang, berbalik menjadi berbelas kasihan.
-YA MARANI NIRAMA YA
siapa datang bermaksud buruk, malah akan menjauh.
-YA SILAPA PALASI YA
siapa membuat lapar akan malah memberi makan.
-YA MIRODA DAROMI YA
siapa memaksa malah menjadi memberi keleluasaan/ kebebasan
-YA MIDOSA SADOMI YA
siapa membuat dosa, berbalik membuat jasa
-YA DAYUDA DAYUDA YA
siapa memerangi, berbalik menjadi damai
-YA SIYACA CAYASI YA
siapa membuat celaka berbalik menjadi membuat sehat dan sejahtera
-YA SIHAMA MAHASI YA
siapa membuat rusak berbalik menjadi membangun dan sayang.NGOTOBOGOMO – NYOYOJODOPO – LOWOSOTODO – KOROCONOHO
(Adalah Huruf Jawa Yang Di Lafatkan Dari Belakang Ke Depan)Yang Makna Huruf Tersebut Memiliki Falsafah Hidup Yang Luar Biasa, Sebagaimana Yang Di Ajarkan Paku Buwono IX, Sebagaimana Berikut:Ajaran Filsafat Pagesangan Paku Buwono IX Adhedhasar Aksoro Jawi;Ho-no-co-ro-ko ateges ono utusan yoiku utusan urip, wujude napas sing kajibah manunggalake jiwo lan rogoning manungso. Maksute ono sing paring kapercayaan, ono sing dipercoyo, lan ono sing dipercoyo kanggo makaryo. Telung perkoro iku ananging Alloh, manungso lan jejibahane manungso (minongko titah).Do-to-so-wo-lo ateges manungso sawise cinipto nganti tekan saate tinimbalan, ora biso nolak utowo endho opo dene semoyo. Manungso lan samubarange kudu ndherek sendiko dhawuh, nompo sarto nindakake kersane Alloh.Po-dho-jo-yo-nyo ateges manunggale Dzat Kang Ngcet Lombok(Kholik) karo sing diparingi urip (makhluk). Karepe cocog nunggal batine sing bisa disawang ing sajrone solah bawane adhedhasar kaluhuran lan kautaman. Joyo iku menang, unggul sing sabener-benere, ora mung menang-menanganutawa menang ora sportip.Mo-go-bo-tho-ngo ateges nompo sakabehing dhedhawuhan sarto larangane Alloh Kang Moho Kuwoso (takwa). Maksude, manungso kudu pasrah, sumarah marang garising diwajibke, senajanto manungso diparingi wenang kanggo ngiradati, budidoyo kanggo nanggulangi. Wusanane, kabeh mung ono panguwasane AllohYa ALLAH….
✔ Muliakanlah orang yang membaca Artikel ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang membaca dan membagikan tausiah ini.
Aamiin ya Rabbal’alamin๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

Gerbo bumi

Garbo bumi amat karat ratu buyut kebuyuten ratu tuo seng nguasai bumi jawi lan bumi .... kang tut no tingkah laku ku karat solollahualaihiwa...